Lhokseumawe - Sebanyak 45 mahasiswa Universitas Malikussaleh menjalani pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik selama empat bulan di enam desa yang ada di Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara. Pelepasan mahasiswa KKN tersebut berlangsung di Aula Meurah Silue, Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Kamis (30/9/2021).
Kegiatan pelepasan mahasiswa KKN itu juga dihadiri oleh Asisten III Setdakab Aceh Utara, Drs Adamy MPd, Camat Nisam Antara, Irsyad, Rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Dr Muhammad Daud, para dosen pembimbing lapangan, dan semua peserta KKN yang akan diberangkatkan ke Nisam Antara setelah usai pelepasan.
Ketua Panitia KKN, Zulkifli MH mengatakan, KKN Tematik dengan tema "Mahasiswa Universitas malikussaleh Peduli Stunting untuk Mewujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkualitas" merupakan yang pertama di masa pandemi Covid-19. Ini juga sesuai instruksi dan arahan Dirjen Kemendikbud agar Unimal melakukan pelaksanaan KKN Tematik. Pelaksanaan KKN tematik ini agar mahasiswa bisa melihat perkembangan suatu keadaan masyarakat dan juga pertumbuhan anak yang mengalami fisik yang tidak begitu sempurna.
"Jadi KKN Tematik ini berbeda dengan KKN reguler, kalau Tematik pelaksanaanya 4 bulan, yang dimulai pelepasannya pada 30 September hari ini dan akan diberangkatkan ke Nisam Antara, disana mahasiswa nanti akan disambut oleh Muspika, dan juga para keuchik yang ada di Nisam Antara," katanya.
Jelasnya, peserta KKN kali ini ada 45 orang yang terdiri dari wanita 30 orang dan laki-laki 15 orang. Mereka dibagi kedalam enam kelompok yang dibimbing oleh empat orang dosen. Mahasiswa tersebut nantinya akan ditempatkan di enam desa, yakni Alue Dua (8 mahasiswa), Alue Papeun (8 mahasiswa), Blang Jrat (8 mahasiswa), Blang Poroh (7 mahasiswa), Darussalam (7 mahasiswa), Seumirah (7 mahasiswa).
Kepala LPPM, Dr Muhammad Daud menyebutkan, program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sudah berjalan selama dua tahun. Program tersebut memberi kebebasan kepada kampus dan mahasiswa untuk memilih pengalaman belajar itu diluar kampus yang bertujuan membangun kompetensi pada diri mahasiswa tersebut.
"Dalam program MBKM ini ada 8 indikator yang bisa dilaksanakan,yaitu seperti magang, penelitian, dan salah satunya adalah KKN. Saya berharap setiap mahasiswa punya perencanaan masing-masing saat berada di desa dan nantinya bisa dikompromi dengan DPL," tuturnya.
Sementara, Rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng menyampaikan, seiring dengan meluncurnya MBKM oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, hari ini didorong mahasiswa itu tidak terpaku dengan program studi yang diambil. Beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam acara pertemuan majelis rektor perguruan tinggi Indonesia menyampaikan, hari ini mahasiswa harus diberikan kesempatan untuk bisa mengasah kemampuan, ilmunya, hobinya di luar prodi yang dia pilih. Karena tidak semua mahasiswa yang kuliah di prodi itu adalah keinginan atau pilihannya.
"Hari ini tidak semua orang setelah tamat dalam bidang tertentu akan berkarir di bidang itu, contohnya menteri kesehatan sekarang adalah lulusan Teknik, tapi dia punya kemampuan di bidang kesehatan," ungkap Prof Herman.
Lanjutnya, lulusan hari ini tidak diharapkan oleh pemerintah untuk menjadi pegawai baik pemerintah atau swasta, tapi bagaimana menjadi entrepreneur atau orang yang menciptakan inovasi dan membuka ruang agar orang lain bisa kerja, itu yang hari ini didorong oleh pemerintah.
"Sarjana itu didik untuk menjadi orang yang menganalisis, salah satunya dengan kegiatan KKN ini yang nantinya bisa melihat langsung masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan bagaimana mengatasinya," imbuhnya.
Prof Herman mengungkapkan, angka stunting saat ini di Indonesia itu masih tinggi, salah satunya Aceh Utara. Stunting itu bukan hanya dilihat dari sisi gizi tapi juga ada faktor lainnya seperti air bersih dan sanitasi. Ini salah satu yang harus dikaji oleh mahasiswa KKN.
"Mahasiswa bisa mencari apa akar masalahnya, lalu dianalisis dan didiskusikan dengan DPL yang memahami permasalahan tersebut. Yang perlu saya ingatkan, dimanapun kalian berada jangan lupa jaga nama baik Unimal," tutupnya.